Info Sehati

Disentri Bukan Diare Biasa, Kenali Penyakit Ini untuk Pengobatan yang Tepat | Dokter yang baik

Saat kita mengalami kondisi sakit perut yang diikuti dengan tinja yang menjadi lebih cair, berlendir dan berdarah, tentunya kita langsung memvonis diri mengalami diare akut. Padahal, bisa jadi Tertawa terbahak-bahak kita menderita disentri.

Disentri dan diare sering dianggap sama oleh orang-orang. Padahal kedua penyakit ini merupakan kondisi klinis yang berbeda, meski memiliki gejala yang hampir sama. Perbedaan mendasar dari kedua penyakit tersebut terletak pada daerah tertularnya.

Selain sering dikira penyakit diare, ternyata banyak juga Tertawa terbahak-bahak orang yang sering menyepelekan disentri. Padahal, penyakit ini bisa menjadi wabah yang jika tidak ditangani dengan baik bisa berakibat fatal.

Baca Juga: Metformin: Dosis dan Efek Samping Bagi Penderita Diabetes

Definisi

Disentri adalah penyakit infeksi pada usus yang menyebabkan tinja mengandung darah atau lendir. Ini secara luas dianggap sebagai gangguan pencernaan yang ditandai dengan radang usus, terutama usus besar.

Penyakit ini bisa kita dapatkan karena adanya kontaminasi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan air. Saat menderita disentri, kita harus segera mendapatkan pengobatan, agar tidak mengalami komplikasi seperti dehidrasi berat.

Umumnya, disentri dapat diobati dengan antibiotik dan obat antiparasit. Untuk itu, penting untuk mengetahui gejala dan penyebab disentri, agar penanganan yang kita dapatkan sesuai dengan kondisi kita.

Alasan

Berdasarkan penyebabnya penyakit disentri dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Disentri bakteri

Disentri biasanya disebabkan oleh bakteri shigella. Namun, bisa juga disebabkan oleh bakteri lain seperti Escherichia coli, Salmonella, Clostridium difficile, dan Campylobacter jejuni. Ini adalah tipe yang umum.

2. Disentri amoeba

Disentri amoeba, juga dikenal sebagai amoebiasis, adalah penyakit yang disebabkan oleh amoeba (parasit bersel tunggal) yang disebut Entamoeba histolytica. Sanitasi yang buruk di tempat tinggal Anda bisa menjadi penyebab penyakit ini.

Disentri akibat amoeba umumnya menunjukkan kondisi yang lebih parah, hal ini dikarenakan amoeba dapat terus hidup di dalam tubuh manusia walaupun gejalanya sudah hilang. Nantinya, gejala dapat muncul kembali ketika sistem kekebalan tubuh seseorang melemah.

Perbedaan disentri dan diare

Padahal keduanya merupakan kondisi medis yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri dan memiliki gejala seperti sakit perut, kram, dan demam. Kedua penyakit ini sebenarnya kondisi klinis yang berbeda.

Disentri, jauh lebih parah dari diare. Diare adalah suatu kondisi dimana feses berbentuk encer, sedangkan pada disentri feses disertai dengan darah dan lendir.

Diare adalah penyakit yang menyerang usus halus, sedangkan disentri menyerang usus besar, biasanya disebabkan oleh E.coli, sedangkan disentri disebabkan oleh E.coli, shigella, dan salmonella.

Gejala

Tanda dan gejala penyakit ini bisa bertahan lima hingga tujuh hari atau bahkan lebih lama. Beberapa kasus menunjukkan gejala yang berbeda-beda, mulai dari gejala ringan hingga gejala berat yang dapat menimbulkan risiko dehidrasi.

Walaupun memiliki gejala yang hampir sama, disentri bakterial dan disentri amoeba memiliki perbedaan, perbedaan gejala tersebut dapat dijadikan acuan untuk mengetahui apa penyebab penyakit yang dialami seseorang tersebut.

Disentri bakteri biasanya dapat menimbulkan gejala, seperti:

  • Diare dengan kram perut
  • Demam
  • Mual dan muntah
  • Darah atau lendir pada diare.

Sedangkan disentri amuba biasanya tidak menimbulkan gejala pada awal infeksi. Gejala akan muncul dalam waktu dua hingga empat minggu setelah infeksi. Gejala yang muncul biasanya seperti:

  • Mual
  • Diare
  • Keram perut
  • Penurunan berat badan
  • Demam
  • Nyeri di perut kanan atas
  • Pembengkakan hati.

Obat alami

Pengobatan disentri secara alami, juga harus dilakukan dengan analisis penyebab dan peningkatan kebersihan. Beberapa pengobatan alami yang bisa menjadi pilihan, yaitu:

1. Teh hitam

Teh hitam dapat berfungsi sebagai zat yang dapat mendinginkan perut yang terinfeksi. Kandungan karbon dan katekin pada teh hitam juga sangat bermanfaat untuk meluruhkan racun hasil pencernaan dan memadatkan feses.

Perawatan menggunakan teh hitam dapat dilakukan dengan menyeduh teh hitam, dapat juga ditambahkan madu sebagai pemanis. Sifat madu sebagai anti inflamasi alami juga dapat membantu meredakan peradangan pada usus.

2. Jamur kuping

Pemanfaatan jamur kuping untuk mengobati disentri dapat dilakukan dengan cara merebus jamur kuping sebanyak 15 gram dalam dua gelas air dan membiarkannya menyusut menjadi satu gelas, kemudian ramuan tersebut disaring dan dapat diminum.

Cara lain yang lebih mudah adalah dengan memakannya langsung. Manfaat jamur kuping adalah membantu memadatkan feses sekaligus membantu mengeluarkan racun dalam pencernaan.

3. Krokot dan Sambiloto

Krokot dan pare merupakan daun herbal yang mengandung berbagai senyawa baik untuk mengatasi peradangan dan infeksi. Daun herbal ini dapat digunakan sebagai antibakteri dan memiliki khasiat untuk memadatkan feses.

Selain itu, kedua tanaman ini mengandung beberapa jenis antitoksin yang efektif membuang racun yang dikeluarkan oleh bakteri dan amoeba di dalam sistem pencernaan.

4. Daun andong

Daun andong adalah sejenis tumbuhan perdu yang memiliki khasiat unik dalam mengatasi produksi lendir abnormal di usus besar, juga membantu menyerap racun di usus besar yang memicu feses menjadi cair. Ada juga kandungan antiradang alami yang penting untuk mengatasi radang.

5. Jambu biji

Jambu biji merupakan buah yang sangat kaya akan zat astringen. Astringent ini bersifat basa dan memiliki sifat desinfektan dan antibakteri, sehingga dapat membantu penyembuhan disentri dengan menghambat pertumbuhan mikroba dan mengeluarkan lendir ekstra dari usus.

6. Air kelapa

Air kelapa juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati disentri. Air kelapa mengandung banyak elektrolit yang dapat membantu mengganti cairan tubuh dan membunuh bakteri penyebab diare.

Penggunaan kelapa sebagai obat tradisional juga mudah dibuat, air kelapa murni bisa langsung diminum tanpa bahan tambahan apapun.

7. Jeruk

Mengonsumsi jeruk dengan tambahan sedikit air atau jus dapat dijadikan alternatif pengobatan disentri. Buah jeruk dapat membantu mendorong pertumbuhan bakteri baik di usus.

Anda juga bisa menambahkan yogurt sebagai prebiotik untuk membunuh bakteri jahat di usus dan menghasilkan asam asetat.

8. ORS Alami

Pada saat terkena penyakit ini, harus selalu dipastikan bahwa pasien tidak mengalami dehidrasi. Untuk menghindari dehidrasi dapat diberikan oralit. Jika Anda dalam keadaan terdesak, oralit bisa dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang Anda miliki di rumah.

Cara membuatnya bisa dilakukan dengan terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahannya. Penting bagi Anda untuk mengecek kebersihan peralatan yang digunakan. Kemudian siapkan 1 liter air dalam wadah dan tambahkan 6 sendok teh gula pasir dan setengah sendok teh garam.

Idealnya, orang dewasa membutuhkan setidaknya 250 ml air racikan oralit ini setelah buang air besar. Jumlah oralit yang dibutuhkan untuk menghindari dehidrasi perlu disesuaikan dengan kondisi dan usia pasien.

Perawatan medis

Jika Anda memiliki penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini, biasanya hanya perlu pengobatan ringan dan banyak istirahat. Atau bisa juga menggunakan obat yang banyak dijual di apotik, seperti bismuth subsalicylate untuk membantu meredakan kram dan diare.

Yang perlu Anda perhatikan saat terserang adalah sebaiknya hindari obat-obatan yang memperlambat gerakan usus, seperti obat loperamide atau atropin-difenoksilat, karena kedua obat tersebut dapat memperparah penyakit ini.

Pada kasus disentri yang disebabkan oleh bakteri, maka perlu diobati dengan antibiotik. Golongan antibiotik yang biasanya diresepkan dokter antara lain ceftriaxone, ciprofloxacin dan trimethoprim-sulfamethoxazole.

Sedangkan disentri yang disebabkan oleh amoeba, pengobatannya bisa dilakukan dengan metronidazole atau tinidazole. Obat ini berguna membunuh parasit. Dalam beberapa kasus, pengobatan lanjutan diberikan untuk memastikan semua parasit hilang.

Pencegahan

Kita bisa melakukan beberapa cara untuk mengurangi resiko disentri. Hal-hal yang dapat kita lakukan antara lain adalah:

  • Cuci tangan sebelum menangani, makan atau memasak makanan
  • Hindari berbagi handuk dengan orang lain
  • Pastikan air yang kita minum bersih dan bebas dari kontaminasi
  • Jika menggunakan air ledeng, rebus airnya terlebih dahulu.

Baca Juga: Kapan Olahraga Saat Puasa, Pagi atau Sore?

Komplikasi

Jika kita tidak mengikuti petunjuk pengobatan yang sesuai, tidak menutup kemungkinan seseorang mengalami komplikasi. Pada kasus disentri, komplikasi lain yang mungkin terjadi antara lain:

1. Ketidakseimbangan elektrolit

Elektrolit adalah zat yang dibutuhkan tubuh untuk bekerja secara normal. Pada kasus disentri, akan terjadi ketidakseimbangan elektrolit, karena diare yang menyertai penyakit ini pada seseorang.

Ketidakseimbangan kadar elektrolit dapat menyebabkan berbagai gangguan pada fungsi organ dalam tubuh. Bahkan pada kasus yang parah, dapat menyebabkan kejang, koma, dan gagal jantung.

2. Obstruksi usus

Kondisi obstruksi usus dapat menyebabkan gangguan penyerapan makanan atau cairan, pada saluran pencernaan. Obstruksi usus adalah suatu kondisi dimana terjadi penyumbatan yang terjadi pada usus, baik usus halus maupun usus besar.

3. Abses hati

Abses hati bisa menjadi penyakit yang rumit, pada seseorang yang terkena disentri karena amoeba. Amuba dapat menginfeksi organ lain termasuk hati.

4. Artritis pascainfeksi

Komplikasi yang dapat menyerang seseorang dengan disentri adalah postinfectious arthritis. Penyakit ini menyebabkan seseorang mengalami nyeri sendi, iritasi mata, dan nyeri saat buang air kecil.

5. Kejang

Biasanya komplikasi ini jarang terjadi, namun pada anak disentri dapat menimbulkan gejala berupa kejang. Meski umumnya tidak berbahaya, jika kejang terjadi terus menerus sebaiknya segera periksakan ke dokter.

6. Penyebaran infeksi

Penyebaran infeksi disebut juga dengan sepsis, sepsis lebih sering terjadi pada orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh. Sepsis dapat menyebabkan infeksi aliran darah (septikemia) atau kondisi di mana bakteri dapat masuk ke aliran darah.

7. Sindrom Uremik Hemolitik (HUS)

Hemolytic Uremic Syndrome (HUS) adalah kondisi ketika infeksi yang menyerang sistem pencernaan menghasilkan racun yang kemudian merusak sel darah merah.

Itulah hal-hal tentang disentri yang perlu kita ketahui. Kunci utama terhindar dari penyakit ini adalah menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan selalu menerapkan pola hidup sehat.

Jangan diremehkan, jika disentri Anda tidak kunjung sembuh dengan bahan alami, segera periksakan ke dokter. Anda bisa memilih berobat jalan baik dengan datang langsung ke puskesmas atau konsultasi online terlebih dahulu melalui layanan telemedicine.

Tidak hanya rawat inap, kini pengobatan rawat jalan juga dapat ditanggung oleh asuransi kesehatan. Ya, asuransi kesehatan rawat jalan akan memudahkan pembayaran biaya pengobatan. Jangan khawatir dengan biaya premi, karena asuransi rawat jalan memiliki cicilan premi yang terjangkau.

Segera miliki perlindungan kesehatan rawat jalan dengan premi mulai Rp 100.000/bulan yang dapat digunakan secara online dan offline. Yuk, daftar di sini sekarang juga!

Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button