Diduga Jadi Penyebab Gangguan Ginjal Akut, Apa Itu Ethylene Glycol? | Dokter yang baik

Berdasarkan CNN Indonesia, angka kematian anak akibat gangguan ginjal akut misterius mencapai 57,5 ​​persen, dengan jumlah kasus per 23 Oktober yakni 245 kasus dan 141 pasien meninggal dunia. Meski belum bisa dipastikan penyebab utamanya, munculnya penyakit ini diduga karena kontaminasi etilen glikol (EG) dan dietilen gokil (DEG) pada sirup anak. Namun, apa kandungan etilen glikol (EG)?
Apa itu Etilena Glikol (EG)?

Sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu, bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan terhadap produk medis terkait empat sirup obat batuk yang terkontaminasi dan menyebabkan cedera ginjal akut serta kematian 66 anak di Republik Gambia seperti dilansir Daily Mail. Berita Nasional.
Dalam jumpa pers pada 5 Oktober lalu, Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku Dirjen WHO menjelaskan empat obat yang dimaksud adalah sirup obat batuk dan pilek. Obat tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, di India.
Menurut penjelasan dari situs WHO, sirup tersebut adalah Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Sirup Obat Batuk Makoff Baby, dan Sirup Magrip N Cold. Analisis laboratorium WHO terhadap sampel dari masing-masing dari empat produk menemukan jumlah dietilen glikol dan etilen glikol yang tidak dapat diterima sebagai kontaminan.
Menanggapi sirup tersebut di atas, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan penjelasan bahwa produk tersebut tidak terdaftar dan tidak beredar di Indonesia. Namun, menurut juru bicara Kementerian Kesehatan pada Konferensi Pers yang disiarkan melalui Youtube pada 19 Oktober 2022, disebutkan bahwa terdapat jejak senyawa dalam obat yang dikonsumsi pasien yang berpotensi menyebabkan gangguan ginjal akut progresif atipikal hingga terjadi.
BPOM pada tanggal 24 Oktober 2022 menyatakan hasil investigasi yang dilakukan, dan ditemukan bahwa dari 102 obat yang digunakan oleh pasien, ditemukan 30 produk yang tidak mengandung kontaminan DG dan EG, sedangkan tiga produk mengandung DG dan EG yang melebihi ambang batas. ambang aman, sedangkan 69 produk sisanya masih dalam proses pengujian.
Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), etilen glikol adalah senyawa bening, tidak berwarna, cair dan kental pada suhu kamar, serta memiliki rasa manis. Ini biasanya digunakan dalam berbagai produk konsumen seperti antibeku, cairan rem hidrolik, tinta stempel, tinta bolpoin, pelarut, cat, plastik dan kosmetik.
Mengapa Kandungan Ethylene Glycol dalam Sirup Anak?
Menurut BPOM, cemaran EG dan DG pada sirup anak diduga berasal dari penggunaan pelarut gliserin/gliserol, propilen glikol, polietilen glikol dan sorbitol yang biasa digunakan sebagai pelarut tambahan produk obat sirup anak.
BPOM menyatakan keempat pelarut ini tidak dilarang, selama proses produksi terjaga dari kontaminasi EG dan DG yang berlebihan. Untuk itu, BPOM mengatur ambang batas maksimal EG dan DG yang diperbolehkan sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari.
EG dan DG jika dikonsumsi dapat menyebabkan keracunan pada manusia dengan gejala sakit perut, muntah, diare, tidak bisa buang air kecil, sakit kepala, gangguan kesadaran, gangguan ginjal akut dan dapat menyebabkan kematian (WHO, 2022).
Gejala yang muncul saat tubuh terpapar etilen glikol
Meluncurkan CDC, etilen glikol memiliki sifat mudah diserap tubuh setelah 1-4 jam konsumsi. Sebanyak 80 persen kandungan EG yang diserap tubuh akan berubah menjadi senyawa beracun.
Tingkat keracunan dibagi menjadi tiga tahap:
- Tahap 1, tahap neurologis, terjadi sekitar 30 menit hingga 12 jam setelah konsumsi.
- Tahap 2, tahap cardiopulmonary, terjadi antara 12 dan 24 jam setelah konsumsi.
- Tahap 3, yaitu tahap ginjal, terjadi antara 24 dan 72 jam setelah konsumsi.
Efek jangka pendek atau gejala keracunan EG sangat bergantung pada bagian tubuh mana yang terpapar EG.
Jika tertelan, gejala keracunan meliputi:
- Depresi sistem saraf pusat (penurunan tingkat kesadaran)
- Kemabukan
- Euforia atau perasaan gembira yang berlebihan
- Pingsan
- Depresi pernapasan
- Mual dan muntah akibat iritasi gastrointestinal (sistem pencernaan).
- Pusing dan sakit kepala
- Bicara menjadi tidak jelas
- Ngantuk
- bingung
- Ketidakmampuan untuk mengkoordinasikan gerakan (ataksia)
- Grogi
- Gerakan mata yang tidak disengaja (nystagmus).
Jika mata yang terkena, gejalanya antara lain:
- Iritasi mata
- Pembengkakan kelopak mata dan kornea
- Pembengkakan konjungtiva dan iris
- Hingga cedera konjungtiva atau kornea.
Jika uap etilen glikol terhirup, gejalanya mungkin termasuk:
- Iritasi selaput lendir dan saluran pernapasan bagian atas
- Batuk yang tak tertahankan hingga membuat pernapasan menjadi tidak nyaman.
Jika kulit terpapar, gejalanya meliputi:
Cara Penanganan jika Keracunan EG
Penanganannya juga sangat bergantung pada bagian tubuh mana yang terpapar EG. Saat mata dan kulit terpapar EG, tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah:
- Jauhkan sumber paparan
- Segera cuci mata dengan air hangat dalam jumlah banyak selama 15 menit
- Segera cuci area kulit yang terkontaminasi
- Segera cari bantuan medis jika diperlukan.
Sembari mencari pertolongan medis segera jika EG masuk ke perut atau terhirup karena tindakan medis harus segera dilakukan dalam 30-60 menit pertama keracunan.
Umumnya tindakan medis yang dilakukan meliputi:
- Upaya untuk mengaspirasi isi lambung dengan selang nasogastrik
- Obati kejang dengan diazepam
- Pastikan jalan napas pasien tidak terhalang
- Pantau fungsi jantung
- Evaluasi tekanan darah rendah (hipotensi), irama jantung abnormal (disritmia), dan penurunan fungsi pernapasan (depresi pernapasan)
- Mengevaluasi gula darah rendah (hipoglikemia), gangguan elektrolit, dan kadar oksigen rendah (hipoksia)
- Pemberian bantuan oksigen jika terjadi sesak napas, hingga pemberian pernapasan buatan jika pasien berhenti bernapas.
Tiga Zat Berbahaya yang Mencemari Obat Sirup Anak Menurut Kementerian Kesehatan
Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan (Menkes) merilis hasil pemeriksaan zat berbahaya, bahwa obat sirup atau cairan kemungkinan besar menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak. Kasus penyakit ini akhir-akhir ini menjadi perhatian masyarakat karena banyak menyerang anak-anak.
Kemudian, tiga zat berbahaya yang dimaksud Kementerian Kesehatan adalah ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE).
Dinyatakan bahwa kandungan EG, DEG, dan EGBE tidak boleh terkandung dalam sirup. Jika ada dalam sirup, harus dipastikan kadarnya sangat kecil agar tidak meracuni tubuh.
Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat yang memang membutuhkan obat sirup atau cairan untuk menggantinya dengan bentuk bubuk, tablet, atau sediaan lain yang higienis untuk sementara waktu. Jika tidak memungkinkan, coba konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter dan tanyakan obat pengganti untuk anak.
Pada 24 Oktober, Kementerian Kesehatan mengumumkan daftar terbaru sirup obat yang tidak menggunakan popylene glycol, sorbitol, dan/atau gliserin/gliserol dan aman selama digunakan sesuai petunjuk penggunaan. Daftar tersebut berdasarkan data registrasi BPOM dan data obat dari 102 obat yang digunakan oleh pasien penyakit ginjal akut progresif atipikal. Dalam daftar tersebut terdapat 133 obat sirup yang sudah resmi dinyatakan aman berdasarkan data registrasi BPOM dan 23 obat sirup aman dari daftar obat yang digunakan pasien.
Untuk penggunaan obat-obatan yang tercantum dalam daftar ini, harap menghubungi dokter ahli agar resep dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan yang Anda alami.
Baca juga: Ratusan Kasus Gagal Ginjal Misterius di Indonesia, Apa Penyebabnya?
Konsultasi lengkap tentang COVID-19 di COVID-19 Lawn Clinic dengan partner dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Apakah Anda sudah memiliki asuransi kesehatan dari perusahaan tempat Anda bekerja? Yuk, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan manfaat asuransi Anda ke aplikasi Dokter Baik! Klik tautan ini, oke?